PADA SAAT KEMATIAN
Apakah peran penyesalan atau pertobatan
pada saat kematian?
Penyesalan sangat penting.
Dosa-dosa diampuni, pada tiap kasus, tetapi akibat dari dosa-dosa tetap ada.
Jika seseorang berkeinginan untuk menerima indulgensi penuh pada saat kematian -
maksudnya langsung masuk ke sorga - arwahnya harus bebas dari segala
keterikatan.
Disini saya ingin
bercerita tentang suatu kesaksian yang sangat penting yang diberikan oleh
Maria. Dia telah diminta untuk mencari tahu tentang seorang wanita yang dianggap
kerabatnya telah masuk neraka, karena dia telah menjalani hidupnya dengan penuh
dosa. Dia mendapat kecelakaan, jatuh dari kereta, dan meninggal karenanya.
Arwah seseorang memberitahu Maria bahwa wanita ini telah diselamatkan,
diselamatkan dari Neraka, karena pada saat kematiannya, dia berkata kepada
Tuhan: "Engkau benar, dengan mengambil nyawaku, karena dengan demikian aku
tidak lagi dapat menghinaMu." Dan ini menghapus segala dosa-dosanya.
Contoh ini sangat menyolok, karena menunjukkan bahwa satu detik kerendahan
hati, pertobatan pada saat kematian, bisa menyelamatkan kita. Ini tidak berarti
bahwa dia tidak masuk ke dalam
Api Penyucian, tetapi dia
telah terhindar dari Neraka yang mungkin layak diterimanya karena kenajisannya.
Maria, saya ingin bertanya kepadamu:
pada saat kematian, apakah ada waktu dimana jiwa masih memiliki kesempatan
untuk kembali kepada Tuhan, bahkan setelah kehidupan yang penuh dosa, sebelum
masuk dalam keabadian – saat antara menjelang kematian dan kematian sebenarnya?
Ya, ya, Tuhan memberikan
beberapa menit bagi tiap orang untuk menyesali dosa-dosanya dan memutuskan:
saya menerima atau saya tidak menerima untuk menghadap Allah. Disana, kita
melihat sebuah film dari kehidupan kita. Saya mengenal seorang pria yang
percaya kepada ajaran-ajaran Gereja, tapi tidak terhadap kehidupan kekal. Suatu
hari, dia sakit keras, dan menderita koma. Dia melihat dirinya sendiri dalam
suatu ruangan dengan sebilah papan dimana emua perbuatan-perbuatannya
dituliskan, baik yang baik maupun yang buruk.
Lantas papan itu
menghilang beserta dinding-dinding ruangan, dan betapa indahnya. Lantas dia
terbangun dari koma dan memutuskan untuk merubah hidupnya.
Ini sangat mirip dengan
kesaksian-kesaksian dari "pengalaman nyaris-mati"; pengalaman cahaya
supernatural sedemikian sehingga orang-orang tersebut tidak dapat lagi hidup
seperti gaya hidup mereka sebelumnya.
Maria, pada saat kematian, apakah Allah
memperlihatkan diriNya dengan intensitas yang sama kepada semua jiwa-jiwa?
Masing-masing diberikan
pengetahuan akan kehidupannya dan juga kesengsaraan-kesengsaraan yang akan
datang; tetapi tidak sama bagi setiap orang. Intensitas penampakan Allah
tergantung pada masing-masing hidup seseorang.
Maria, apakah iblis diperbolehkan untuk
menyerang kita pada saat kematian?
Ya, tetapi manusia juga
memiliki karunia untuk menolaknya, untuk mengusirnya pergi. Jadi, jika manusia
tidak menginginkan apapun dari iblis, maka iblis tidak dapat melakukan apa-apa.
Itu berita yang bagus! Ketika seseorang
menyadari bahwa dia akan segera meninggal, apakah cara terbaik baginya untuk
bersiap-siap?
Menyerahkan dirinya secara
total kepada Tuhan. Persembahkan segala keseng-saraannya. Bergembiralah
sepenuhnya dalam Tuhan.
Dan sikap apa yang mesti kita miliki
didepan seseorang yang akan segera meninggal? Apakah yang dapat dilakukan
seseorang bagi orang tersebut?
Berdoalah dengan tekun!
Persiapkanlah dia untuk kematian; seseorang harus mengatakan kebenaran.
Maria, nasihat apa yang anda berikan
kepada siapapun yang ingin menjadisanta/santo di dunia ini?
Bersikap sangat rendah
hati. Kita tidak boleh memikirkan diri kita sendiri semata-mata. Kesombongan
adalah jebakan iblis yang terbesar.
Maria, harap beritahu kami: dapatkah
seseorang meminta kepada Tuhan agar bisa menjalani Api Penyucian di dunia, agar
tidak perlu lagi melaluinya setelah kematian?
Ya. Saya mengenal seorang
imam dan seorang wanita muda yang keduanya menderita penyakit TBC dan dirawat
di rumah sakit. Wanita muda itu berkata kepada sang imam: "Marilah minta
kepada Tuhan agar dapat menderita di dunia sebanyak mungkin agar dapat langsung
masuk ke Surga."
Sang imam menjawab bahwa
dirinya sendiri tidak berani untuk memintanya. Di dekat mereka ada seorang
Suster anggota tarekat yang mendengar segala percakapan tersebut. Sang wanita
muda meninggal lebih dahulu, sang imam meninggal kemudian, dan arwah sang imam
menampakkan diri kepada Suster tersebut sambil berkata: "Jika saja saya
memiliki kepercayaan yang sama besar dengan wanita muda tersebut, saya juga
pasti telah langsung masuk Surga."
Terima kasih, Maria, atas kesaksian yang
indah ini.
Pada saat ini, Maria
meminta untuk istirahat selama lima menit, karena dia harus pergi dan memberi
makan ayam-ayamnya... Tetapi saat dia kembali, kami melanjutkan dengan
pertanyaan-pertanyaan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar