Jumat, 02 November 2012

RAHASIA ARWAH-ARWAH DI API PENYUCIAN 3


KEMURAHAN HATI MENEBUS SEJUMLAH DOSA-DOSA

Maria, dapatkan anda menceritakan kepada kami apa peran Bunda Maria terhadap jiwa-jiwa di Api Penyucian?
Dia sering datang untuk menghibur mereka dan untuk memberitahu mereka bahwa mereka telah banyak melakukan hal-hal baik. Dia memberi mereka semangat.

Apakah ada hari-hari tertentu dimana Bunda Maria membebaskan mereka?
Diantara semuanya, Hari Natal, Hari Semua Orang Kudus, Hari Jumat Agung, Hari Raya Maria Diangkat ke Surga, dan Hari Raya Yesus Naik ke Surga.

Maria, mengapa seseorang masuk kedalam Api Penyucian? Dosa-dosa manakah yang
paling membawa ke dalam Api Penyucian?
Dosa-dosa terhadap kemurahan hati, terhadap kasih kepada sesama, kebekuan hati, permusuhan, fitnah, pengrusakan nama baik seseorang - segala hal-hal semacam ini.


Mengatakan hal-hal yang buruk dan fitnah adalah diantara noda-noda yang terburuk yang membutuhkan pemurnian yang lama?
Ya.

Disini, Maria memberi sebuah contoh yang sungguh mengejutkan dia yang ingin saya ceritakan kepada anda.

Dia telah diminta untuk mencari tahu jikalah seorang wanita dan seorang pria berada di Api Penyucian.

Betapa terkejutnya mereka yang menanyakan hal tersebut, karena wanita tersebut telah berada di Surga sedangkan yang pria masih berada di Api Penyucian. Sesungguhnya, wanita ini meninggal ketika sedang menjalani aborsi, sementara sang pria seringkali pergi ke gereja dan tampaknya menjalani hidup dengan baik dan taat.

Jadi Maria mencari informasi lebih jauh, dan berpikir bahwa dia telah salah duga - tetapi, tidak, ternyata memang benar demikian adanya. Mereka berdua meninggal pada saat yang bersamaan, tetapi sang wanita sempat bertobat secara mendalam, dan sangat rendah hati, sementara sang pria seringkali mengkritik semua orang; dia selalu memprotes dan mengatakan hal-hal buruk tentang orang lain. Inilah sebabnya mengapa dia berada lama di Api
Penyucian. Dan Maria menyimpulkan: "Kita tidak bisa menilai dari penampilan."

Dosa-dosa lain terhadap kemurahan-hati adalah penolakan kita terhadap orang-orang tertentu yang tidak kita sukai, penolakan kita untuk berdamai, penolakan kita untuk memaafkan, dan segala kegetiran yang kita simpan dalam hati.

Maria juga menggambarkan poin ini dengan sebuah contoh yang lain untuk kita pikirkan. Ini kisah tentang seorang wanita yang sangat ia kenal. Wanita ini meninggal dan berada di Api Penyucian, di Api Penyucian yang paling mengerikan, dengan kesengsaraan yang paling hebat. Dan ketika dia dating untuk menemui Maria, dia menjelaskan mengapa sebabnya: dia mempunyai seorang teman wanita; diantara mereka muncul suatu permusuhan yang hebat, yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Dia telah memelihara permusuhan ini tahun demi tahun, meskipun sahabatnya telah berulang-kali meminta untuk berdamai, untuk kembali bersahabat. Tetapi setiap kali dia menolak. Ketika dia jatuh sakit parah, dia terus menutup hatinya, menolak berdamai yang ditawarkan oleh kawannya, sampai kematiannya. Saya percaya contoh ini adalah contoh yang penting mengenai kebencian yang dipelihara. Dan kata-kata kita sendiri
juga, bisa merusak: kita tidak akan pernah bisa menekankan betapa suatu kata yang k! ritis atau pahit bisa sungguh-sungguh membunuh - tetapi juga, sebaliknya, betapa sebuah kata bisa menyembuhkan.

Maria, harap ceritakan kepada kami: siapakah orang-orang yang punya kesempatan terbesar untuk langsung masuk ke Surga?
Mereka yang mempunyai hati yang baik terhadap semua orang. Cintakasih menebus sejumlah besar dosa-dosa.
Ya, Santo Paulus sendiri mengatakan hal ini!

Apakah cara-cara yang bisa kita lakukan di dunia untuk menghindari Api Penyucian dan langsung masuk ke Surga?
Kita harus melakukan banyak hal bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian, oleh karena mereka menolong kita pada gilirannya. Kita harus memiliki banyak kerendahan hati; ini adalah senjata terbesar melawan kejahatan, melawan Yang Jahat. Kerendahan hati mengusir kejahatan.

Saya tidak bisa menghindar untuk menceritakan sebuah kesaksian yang sangat indah oleh Father Berlioux (yang menulis sebuah buku yang bagus tentang jiwa-jiwa di Api Penyucian), mengenai bantuan yang diberikan oleh jiwa-jiwa ini terhadap orang-orang yang membebaskan mereka melalui doa-doa dan pengorbanan mereka.

Dia mengisahkan tentang seorang yang membaktikan dirinya demi jiwa-jiwa yang malang, dimana dia telah mengkonsekrasikan hidupnya demi membantu membebaskan mereka.

"Pada saat menjelang ajalnya, wanita ini diserang dengan ganas oleh iblis yang melihat dia lepas dari cengkeramannya. Tampaknya seluruh jurang bersatu melawan dia, mengelilinginya dengan pasukan neraka. Wanita yang menjelang ajal ini memberontak dengan susah payah untuk beberapa waktu ketika tiba-tiba dia melihat masuk kedalam apartmentnya sejumlah arwah-arwah tak dikenal yang bercahaya menyilaukan indah, yang membuat iblis melarikan diri
dan, mendekati ranjang wanita tersebut, berbicara kepadanya dengan dukungan semangat surgawi dan penghiburan. Dengan tarikan nafasnya terakhir wanita itu bertanya, dengan penuh sukacita, dia menangis: 'Siapakah kalian? Siapakah kalian, oh, kalian yang sangat baik terhadap saya?' "Para pengunjung yang baik hati tersebut menjawab: 'Kami adalah penghuni Surga, yang atas pertolonganmu telah dipimpin kedalam Kebahagian Surgawi. Dan kami pada gilirannya datang dengan penuh rasa terima kasih untuk menolong anda menyeberangi batas kekekalan dan menyelamatkan anda dari tempat yang sengsara ini untuk membawamu kedalam sukacita Kota yang Kudus.'
"Atas kata-kata tersebut, sebuah senyuman muncul pada wajah wanita yang sekarat tersebut, matanya menutup dan diapun tertidur dalam damai Tuhan Yesus. Jiwanya, murni seperti merpati, dipersembahkan kepada Raja segala raja, mendapat banyak pelindung dan pembela sebanyak jiwa-jiwa yang telah ia tolong dulunya, dan ia layak atas kemuliaan, ia masuk dengan kemenangan, ditengah-tengah sorak dan berkat dari mereka yang telah ia tolong bebaskan
dari Api Penyucian. Semoga kita, suatu hari, mendapat kebahagiaan yang serupa."

Jiwa-jiwa yang dibebaskan atas pertolongan doa-doa kita sangat berterima kasih: mereka menolong kita dalam hidup kita; bisa kita rasakan. Saya dengan tegas merekomendasikan supaya anda mengalaminya sendiri! Mereka sungguh-sungguh menolong kita; mereka tahu kebutuhan-kebutuhan kita dan memintakan banyak rahmat bagi kita.

Maria, saya memikirkan tentang Pencuri yang Bertobat yang berada di sebelah Yesus di Salib. Saya sungguh ingin mengetahui apakah yang dilakukannya sehingga Yesus menjanjikannya bahwa hari itu juga seterusnya dia akan berada di dalam Kerajaan bersama Dia?
Pencuri itu dengan rendah hati menerima penderitaannya, mengatakan bahwa hal itu adil. Dan dia menyemangati pencuri yang satunya lagi untuk menerima penderitaannya juga. Dia takut akan Allah, yang berarti memiliki kerendahan hati.

Suatu contoh lain yang bagus dikisahkan oleh Maria Simma menunjukkan betapa sebuah tindakan yang baik menebus sebuah hidup yang penuh dosa. Mari dengarkan dari Maria sendiri:

"Saya kenal seorang lelaki muda yang kira-kira berumur 20 tahun, di desa yang berdekatan. Desa tempat tinggal orang ini telah ditimpa bencana serentetan tanah longsor yang telah membunuh sejumlah besar penduduk.
"Suatu malam, orang muda ini berada di rumah orang-tuanya ketika dia mendengar tanah longsor tepat di sebelah rumahnya. Dia mendengar jeritan-jeritan yang memekakkan, menyayat hati, 'Selamatkan kami! Datanglah, selamatkanlah kami! Kami terjebak di bawah longsoran ini!'
"Melompat, bangkitlah dia dari ranjangnya dan tergesa-gesa turun ke bawah untuk menyelamatkan orang-orang ini. Ibunya telah mendengar jeritan-jeritan tersebut dan mencegahnya untuk pergi; dia menghalang di depan pintu dan berkata 'Tidak! Biarkan orang-orang lain yang menolong mereka, jangan selalu kita! Terlalu berbahaya di luar, saya tidak ingin ada lagi yang meninggal!'
Tetapi dia, karena telah terdorong oleh jeritan-jeritan ini, sungguh ingin menolong orang-orang tersebut; d! ia mendorong ibunya kesamping. Dia berkata: 'Ya! Saya pergi, saya tidak dapat membiarkan mereka mati seperti ini!' Dia keluar, dan lantas dia sendiri di tengah jalan,  tertimbun tanah longsor dan mati terbunuh.
"Tiga hari setelah kematiannya, dia datang untuk mengunjungi saya, pada malam hari, dan dia berkata kepada saya: 'Rayakanlah tiga Misa Kudus untuk saya; olehnya, saya akan dibebaskan dari Api Penyucian.' Saya pergi untuk memberitahu sanak keluarga dan teman-temannya; mereka tercengang ketika mengetahui bahwa hanya setelah tiga kali Misa Kudus, dia akan dibebaskan dari Api Penyucian. Sahabat-sahabatnya berkata: 'Oh, saya tidak akan ingin untuk menjadi dirinya pada saat kematian, jika anda tahu hal-hal buruk yang telah dia lakukan selama ini!'
"Tetapi orang muda ini berkata kepada saya: 'Anda tahu, saya telah melakukan tindakan kasih yang tulus dengan membahayakan diri saya sendiri demi orang-orang tersebut; atas hal inilah T! uhan menerima saya begitu cepat kedalam SurgaNya. Ya, belaskasihan menebus sejumlah besar dosa-dosa...'"

Kisah ini menunjukkan kepada kita bahwa belaskasihan, satu tindakan kasih yang diberikan secara cuma-cuma, telah cukup untuk memurnikan jiwa orang muda ini dari kehidupan yang immoral; dan Tuhan Yesus telah mempergunakan sebaik-baiknya dari satu saat cintakasih tersebut. Maria bahkan menambahkan bahwa orang muda ini tidak akan pernah lagi mendapat kesempatan untuk mempersembahkan tindakan kasih yang sedemikian besar, dan bisa bertambah buruk. Tuhan dalam belaskasihNya, mengambil nyawa orang tersebut ketika ia
muncul di hadapan Allah pada kondisinya yang terbaik, terbersih, oleh karena indakan kasih tersebut.

Sangat penting kiranya, pada saat menjelang ajal, untuk menyerahkan diri kepada kehendak Allah.

Maria mengatakan kepada saya tentang kasus seorang ibu atas empat anak yang menjelang ajal. Bukannya memberontak dan khawatir, dia berkata kepada Tuhan:
"Saya menerima ajal, sepanjang itu adalah kehendakMu, dan saya akan menaruh nyawa saya ke dalam tanganMu. Saya mempercayakan anak-anak saya kepadaMu dan saya tahu bahwa Engkau akan menjaga mereka."

Maria berkata bahwa, karena kepercayaannya yang besar terhadap Tuhan, wanita ini langsung masuk ke Surga dan terhindar dari Api Penyucian.

Oleh karena itu, kita sungguh dapat mengatakan bahwa kasih, kerendahan hati, dan menurut pada kehendak Allah adalah tiga kunci emas untuk dapat langsung masuk ke Surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar