KEMURAHAN HATI MENEBUS
SEJUMLAH DOSA-DOSA
Maria, dapatkan anda menceritakan kepada
kami apa peran Bunda Maria terhadap jiwa-jiwa di Api Penyucian?
Dia sering datang untuk
menghibur mereka dan untuk memberitahu mereka bahwa mereka telah banyak
melakukan hal-hal baik. Dia memberi mereka semangat.
Apakah ada hari-hari tertentu dimana
Bunda Maria membebaskan mereka?
Diantara semuanya, Hari
Natal, Hari Semua Orang Kudus, Hari Jumat Agung, Hari Raya Maria Diangkat ke
Surga, dan Hari Raya Yesus Naik ke Surga.
Maria, mengapa seseorang masuk kedalam
Api Penyucian? Dosa-dosa manakah yang
paling membawa ke dalam Api Penyucian?
Dosa-dosa terhadap
kemurahan hati, terhadap kasih kepada sesama, kebekuan hati, permusuhan,
fitnah, pengrusakan nama baik seseorang - segala hal-hal semacam ini.
Mengatakan hal-hal yang buruk dan fitnah
adalah diantara noda-noda yang terburuk yang membutuhkan pemurnian yang lama?
Ya.
Disini, Maria memberi
sebuah contoh yang sungguh mengejutkan dia yang ingin saya ceritakan kepada
anda.
Dia telah diminta untuk
mencari tahu jikalah seorang wanita dan seorang pria berada di Api Penyucian.
Betapa terkejutnya mereka
yang menanyakan hal tersebut, karena wanita tersebut telah berada di Surga
sedangkan yang pria masih berada di Api Penyucian. Sesungguhnya, wanita ini
meninggal ketika sedang menjalani aborsi, sementara sang pria seringkali pergi
ke gereja dan tampaknya menjalani hidup dengan baik dan taat.
Jadi Maria mencari
informasi lebih jauh, dan berpikir bahwa dia telah salah duga - tetapi, tidak,
ternyata memang benar demikian adanya. Mereka berdua meninggal pada saat yang
bersamaan, tetapi sang wanita sempat bertobat secara mendalam, dan sangat
rendah hati, sementara sang pria seringkali mengkritik semua orang; dia selalu
memprotes dan mengatakan hal-hal buruk tentang orang lain. Inilah sebabnya
mengapa dia berada lama di Api
Penyucian. Dan Maria
menyimpulkan: "Kita tidak bisa menilai dari penampilan."
Dosa-dosa lain terhadap
kemurahan-hati adalah penolakan kita terhadap orang-orang tertentu yang tidak
kita sukai, penolakan kita untuk berdamai, penolakan kita untuk memaafkan, dan
segala kegetiran yang kita simpan dalam hati.
Maria juga menggambarkan
poin ini dengan sebuah contoh yang lain untuk kita pikirkan. Ini kisah tentang
seorang wanita yang sangat ia kenal. Wanita ini meninggal dan berada di Api
Penyucian, di Api Penyucian yang paling mengerikan, dengan kesengsaraan yang
paling hebat. Dan ketika dia dating untuk menemui Maria, dia menjelaskan
mengapa sebabnya: dia mempunyai seorang teman wanita; diantara mereka muncul
suatu permusuhan yang hebat, yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Dia telah
memelihara permusuhan ini tahun demi tahun, meskipun sahabatnya telah
berulang-kali meminta untuk berdamai, untuk kembali bersahabat. Tetapi setiap
kali dia menolak. Ketika dia jatuh sakit parah, dia terus menutup hatinya,
menolak berdamai yang ditawarkan oleh kawannya, sampai kematiannya. Saya
percaya contoh ini adalah contoh yang penting mengenai kebencian yang
dipelihara. Dan kata-kata kita sendiri
juga, bisa merusak: kita
tidak akan pernah bisa menekankan betapa suatu kata yang k! ritis atau pahit
bisa sungguh-sungguh membunuh - tetapi juga, sebaliknya, betapa sebuah kata
bisa menyembuhkan.
Maria, harap ceritakan kepada kami:
siapakah orang-orang yang punya kesempatan terbesar untuk langsung masuk ke
Surga?
Mereka yang mempunyai hati
yang baik terhadap semua orang. Cintakasih menebus sejumlah besar dosa-dosa.
Ya, Santo Paulus sendiri
mengatakan hal ini!
Apakah cara-cara yang bisa kita lakukan
di dunia untuk menghindari Api Penyucian dan langsung masuk ke Surga?
Kita harus melakukan
banyak hal bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian, oleh karena mereka menolong kita
pada gilirannya. Kita harus memiliki banyak kerendahan hati; ini adalah senjata
terbesar melawan kejahatan, melawan Yang Jahat. Kerendahan hati mengusir
kejahatan.
Saya tidak bisa menghindar
untuk menceritakan sebuah kesaksian yang sangat indah oleh Father Berlioux
(yang menulis sebuah buku yang bagus tentang jiwa-jiwa di Api Penyucian),
mengenai bantuan yang diberikan oleh jiwa-jiwa ini terhadap orang-orang yang
membebaskan mereka melalui doa-doa dan pengorbanan mereka.
Dia mengisahkan tentang
seorang yang membaktikan dirinya demi jiwa-jiwa yang malang, dimana dia telah
mengkonsekrasikan hidupnya demi membantu membebaskan mereka.
"Pada saat menjelang
ajalnya, wanita ini diserang dengan ganas oleh iblis yang melihat dia lepas
dari cengkeramannya. Tampaknya seluruh jurang bersatu melawan dia,
mengelilinginya dengan pasukan neraka. Wanita yang menjelang ajal ini
memberontak dengan susah payah untuk beberapa waktu ketika tiba-tiba dia
melihat masuk kedalam apartmentnya sejumlah arwah-arwah tak dikenal yang
bercahaya menyilaukan indah, yang membuat iblis melarikan diri
dan, mendekati ranjang
wanita tersebut, berbicara kepadanya dengan dukungan semangat surgawi dan
penghiburan. Dengan tarikan nafasnya terakhir wanita itu bertanya, dengan penuh
sukacita, dia menangis: 'Siapakah kalian? Siapakah kalian, oh, kalian yang
sangat baik terhadap saya?' "Para pengunjung yang baik hati tersebut
menjawab: 'Kami adalah penghuni Surga, yang atas pertolonganmu telah dipimpin
kedalam Kebahagian Surgawi. Dan kami pada gilirannya datang dengan penuh rasa
terima kasih untuk menolong anda menyeberangi batas kekekalan dan menyelamatkan
anda dari tempat yang sengsara ini untuk membawamu kedalam sukacita Kota yang
Kudus.'
"Atas kata-kata
tersebut, sebuah senyuman muncul pada wajah wanita yang sekarat tersebut,
matanya menutup dan diapun tertidur dalam damai Tuhan Yesus. Jiwanya, murni
seperti merpati, dipersembahkan kepada Raja segala raja, mendapat banyak
pelindung dan pembela sebanyak jiwa-jiwa yang telah ia tolong dulunya, dan ia
layak atas kemuliaan, ia masuk dengan kemenangan, ditengah-tengah sorak dan
berkat dari mereka yang telah ia tolong bebaskan
dari Api Penyucian. Semoga
kita, suatu hari, mendapat kebahagiaan yang serupa."
Jiwa-jiwa yang dibebaskan
atas pertolongan doa-doa kita sangat berterima kasih: mereka menolong kita
dalam hidup kita; bisa kita rasakan. Saya dengan tegas merekomendasikan supaya
anda mengalaminya sendiri! Mereka sungguh-sungguh menolong kita; mereka tahu
kebutuhan-kebutuhan kita dan memintakan banyak rahmat bagi kita.
Maria, saya memikirkan tentang Pencuri
yang Bertobat yang berada di sebelah Yesus di Salib. Saya sungguh ingin
mengetahui apakah yang dilakukannya sehingga Yesus menjanjikannya bahwa hari
itu juga seterusnya dia akan berada di dalam Kerajaan bersama Dia?
Pencuri itu dengan rendah
hati menerima penderitaannya, mengatakan bahwa hal itu adil. Dan dia
menyemangati pencuri yang satunya lagi untuk menerima penderitaannya juga. Dia
takut akan Allah, yang berarti memiliki kerendahan hati.
Suatu contoh lain yang
bagus dikisahkan oleh Maria Simma menunjukkan betapa sebuah tindakan yang baik
menebus sebuah hidup yang penuh dosa. Mari dengarkan dari Maria sendiri:
"Saya kenal seorang
lelaki muda yang kira-kira berumur 20 tahun, di desa yang berdekatan. Desa
tempat tinggal orang ini telah ditimpa bencana serentetan tanah longsor yang
telah membunuh sejumlah besar penduduk.
"Suatu malam, orang
muda ini berada di rumah orang-tuanya ketika dia mendengar tanah longsor tepat
di sebelah rumahnya. Dia mendengar jeritan-jeritan yang memekakkan, menyayat
hati, 'Selamatkan kami! Datanglah, selamatkanlah kami! Kami terjebak di bawah
longsoran ini!'
"Melompat, bangkitlah
dia dari ranjangnya dan tergesa-gesa turun ke bawah untuk menyelamatkan
orang-orang ini. Ibunya telah mendengar jeritan-jeritan tersebut dan
mencegahnya untuk pergi; dia menghalang di depan pintu dan berkata 'Tidak!
Biarkan orang-orang lain yang menolong mereka, jangan selalu kita! Terlalu
berbahaya di luar, saya tidak ingin ada lagi yang meninggal!'
Tetapi dia, karena telah
terdorong oleh jeritan-jeritan ini, sungguh ingin menolong orang-orang
tersebut; d! ia mendorong ibunya kesamping. Dia berkata: 'Ya! Saya pergi, saya
tidak dapat membiarkan mereka mati seperti ini!' Dia keluar, dan lantas dia
sendiri di tengah jalan, tertimbun tanah
longsor dan mati terbunuh.
"Tiga hari setelah
kematiannya, dia datang untuk mengunjungi saya, pada malam hari, dan dia
berkata kepada saya: 'Rayakanlah tiga Misa Kudus untuk saya; olehnya, saya akan
dibebaskan dari Api Penyucian.' Saya pergi untuk memberitahu sanak keluarga dan
teman-temannya; mereka tercengang ketika mengetahui bahwa hanya setelah tiga
kali Misa Kudus, dia akan dibebaskan dari Api Penyucian. Sahabat-sahabatnya
berkata: 'Oh, saya tidak akan ingin untuk menjadi dirinya pada saat kematian,
jika anda tahu hal-hal buruk yang telah dia lakukan selama ini!'
"Tetapi orang muda
ini berkata kepada saya: 'Anda tahu, saya telah melakukan tindakan kasih yang
tulus dengan membahayakan diri saya sendiri demi orang-orang tersebut; atas hal
inilah T! uhan menerima saya begitu cepat kedalam SurgaNya. Ya, belaskasihan
menebus sejumlah besar dosa-dosa...'"
Kisah ini menunjukkan
kepada kita bahwa belaskasihan, satu tindakan kasih yang diberikan secara
cuma-cuma, telah cukup untuk memurnikan jiwa orang muda ini dari kehidupan yang
immoral; dan Tuhan Yesus telah mempergunakan sebaik-baiknya dari satu saat
cintakasih tersebut. Maria bahkan menambahkan bahwa orang muda ini tidak akan
pernah lagi mendapat kesempatan untuk mempersembahkan tindakan kasih yang
sedemikian besar, dan bisa bertambah buruk. Tuhan dalam belaskasihNya,
mengambil nyawa orang tersebut ketika ia
muncul di hadapan Allah
pada kondisinya yang terbaik, terbersih, oleh karena indakan kasih tersebut.
Sangat penting kiranya,
pada saat menjelang ajal, untuk menyerahkan diri kepada kehendak Allah.
Maria mengatakan kepada
saya tentang kasus seorang ibu atas empat anak yang menjelang ajal. Bukannya
memberontak dan khawatir, dia berkata kepada Tuhan:
"Saya menerima ajal,
sepanjang itu adalah kehendakMu, dan saya akan menaruh nyawa saya ke dalam
tanganMu. Saya mempercayakan anak-anak saya kepadaMu dan saya tahu bahwa Engkau
akan menjaga mereka."
Maria berkata bahwa,
karena kepercayaannya yang besar terhadap Tuhan, wanita ini langsung masuk ke
Surga dan terhindar dari Api Penyucian.
Oleh karena itu, kita
sungguh dapat mengatakan bahwa kasih, kerendahan hati, dan menurut pada
kehendak Allah adalah tiga kunci emas untuk dapat langsung masuk ke Surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar