RAYAKAN MISA BAGI MEREKA
Maria, dapatkah anda sekarang
memberitahukan kami cara-cara apa yang paling efektif untuk membantu
membebaskan arwah-arwah dari Api Penyucian?
Cara yang paling efisien
adalah melalui Misa Kudus
Mengapa Misa Kudus?
Karena itulah Yesus
Kristus sendiri yang menawarkan diriNya karena kasih terhadap kita. Adalah
kurban Yesus sendiri kepada Allah, kurban yang paling indah. Imam adalah wakil
Allah, tetapi itulah Allah sendiri yang mempersembahkan diriNya sendiri dan
mengurbankan diriNya sendiri bagi kita. Manfaat Misa bagi orang yang telah
meninggal bahkan lebih besar bagi mereka yang sangat menghargai Misa Kudus
selama hidup mereka. Jika mereka menghadiri Misa Kudus dan merayakan dengan
segenap hati mereka, jika mereka pergi ke Misa harian - sesuai dengan waktu
yang tersedia bagi mereka - mereka mendapatkan manfaat yang besar dari
Misa-misa Kudus yang dirayakan bagi mereka. Disinipun, seseorang menuai apa
yang telah mereka taburkan.
manfaatnya!
Mengenai Misa Kudus, saya
akan mengutip sebuah contoh yang indah oleh Santo John Mary Vianney (dikenal
dengan julukan: Cure de Ars) kepada umat parokinya. Dia berkata:
"Anak-anakku, seorang
imam yang baik bersedih kehilangan seorang kawan yang sangat dikasihinya, dan
dia banyak berdoa demi peristirahatan jiwanya."Suatu hari, Allah
menunjukkan kepadanya bahwa sahabatnya berada di Api Penyucian dan sangat
menderita. Imam yang suci ini percaya bahwa dia tidak dapat melakukan yang
lebih baik selain mempersembahkan Kurban Kudus dari Misa bagi sahabatnya yang
baik yang telah meninggal. Pada saat konsekrasi, dia
mengambil roti diantara
jari-jarinya dan berkata 'Bapa Yang Kudus dan Kekal, marilah kita membuat suatu
pertukaran. Engkau memegang nyawa sahabat saya yang berada di Api Penyucian, dan
saya memegang Tubuh PuteraMu dalam tangan saya. Baiklah, Bapa yang baik dan
penuh belas kasih, bebaskanlah sahabat saya dan saya mempersembahkan kepadaMu
PuteraMu dengan segenap wafatNya dan SengsaraNya.' "Permintaan itu
dijawab. Sesungguhnya, pada saat ia mengangkat roti tersebut, dia melihat arwah
sahabatnya, bersinar dalam kemuliaan, naik ke Surga; Tuhan telah menerima
pertukaran tersebut.
"Anak-anakku, ketika
kita ingin membebaskan dari Api Penyucian arwah orang yang kita kasihi, marilah
kita lakukan hal yang sama: marilah kita persembahkan kepada Tuhan, melalui
Kurban KudusNya, PuteraNya yang terkasih dengan segenap wafatNya dan
SengsaraNya. Dia tidak akan menolak kita apapun."
JANGAN SIA-SIAKAN
PENDERITAANMU DI DUNIA
Ada cara-cara lain, sangat
bermanfaat, untuk menolong jiwa-jiwa yang malang:
persembahan
penderitaan-penderitaan kita, penitensi kita, seperti berpuasa, pengorbanan-pengorbanan
pribadi lainnya - dan tentunya penderitaan yang tidak disengaja seperti
penyakit.
Maria, anda telah seringkali diajak
untuk menderita bagi jiwa-jiwa yang malang, demi untuk membebaskan mereka.
Dapatkah anda ceritakan kepada kami apa yang telah anda alami dan lakukan
selama saat-saat tersebut?
Pertama kalinya, satu
arwah meminta saya jika saya tidak berkeberatan menderita secara fisik selama
tiga jam bagi nya, dan bahwa setelah itu saya bisa kembali bekerja. Saya
berkata kepada diri sendiri: "Jika itu berakhir setelah tiga jam, saya
bisa menerimanya." Selama tiga jam tersebut, saya mendapat kesan bahwa
rasanya seperti tiga hari, betapa sengsaranya. Tetapi
pada akhirnya, saya
melihat jam saya dan saya melihat bahwa hal itu Cuma berlangsung selama tiga
jam saja. Arwah wanita tersebut mengatakan bahwa dengan menerima penderitaan
dengan penuh kasih selama tiga jam, saya telah menyelamatkan dia dari dua puluh
tahun di Api Penyucian!
Ya, tetapi mengapa anda
hanya menderita untuk tiga jam untuk menghindari dua puluh tahun Api Penyucian?
Apa yang menyebabkan penderitaan anda sehingga bernilai lebih?
Karena penderitaan di bumi
tidak sama nilainya. Di dunia, ketika kita menderita, kita bisa tumbuh dalam
kasih, kita bisa mendapatkan manfaat, yang tidak sama dengan penderitaan di Api
Penyucian. Di Api Penyucian, penderitaan cuma untuk memurnikan kita dari dosa.
Di dunia, kita memiliki segala rahmat. Kita punya kebebasan untuk memilih.
Semua ini sungguh
menimbulkan semangat karena memberikan arti yang luar biasa bagi
penderita-penderitaan kita; penderitaan yang dipersembahkan, secara sengaja
atau tidak disengaja, bahkan pengorbanan kecil yang kita buat, penderitaan
maupun penyakit, kemalangan, kegagalan... jika kita menjalaninya dengan sabar,
jika kita menerimanya dengan rendah hati, maka penderitaan-penderitaan ini
dapat memiliki kuasa yang tidak diketahui
sebelumnya, untuk menolong
banyak jiwa.
Hal terbaik untuk
dilakukan, Maria berkata, adalah mempersatukan penderitaan kita dengan sengsara
Yesus, dengan menaruhnya ke dalam tangan Maria. Dia adalah satu-satunya yang
tahu bagaimana menggunakannya secara terbaik, karena seringkali kita sendiri
tidak mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang paling penting di sekeliling kita.
Segala ini, tentunya,
Maria akan memberikan kembali kepada kita pada saat menjelang ajal.
Anda lihat,
penderitaan-penderitaan yang dipersembahkan ini akan menjadi harta kita yang
paling berharga di dunia yang akan datang. Kita harus saling mengingatkan satu
sama lain tentang ini dan saling memberi semangat satu sama lain ketika kita
menderita.
DAN JANGAN BERDOA DENGAN
SETENGAH HATI
Salah satu cara lain yang
efektif, Maria berkata, adalah dengan melakukan Perhentian Jalan Salib, karena
dengan merenungkan sengsara Yesus, kita mulai sedikit demi sedikit membenci
dosa, dan menginginkan keselamatan bagi semua orang. Dan kecenderungan hati ini
membawa kelegaan besar kepada arwah-arwah di Api Penyucian.
Perhentian Jalan Salib
juga membawa kita kepada pertobatan; kita mulai bertobat ketika menghadapi
dosa.
Poin lainnya, sangat
menolong jiwa-jiwa di Api Penyucian, adalah mengucapkan doa Rosario, seluruh 15
misteri/peristiwa, demi orang-orang yang sudah meninggal. Melalui rosario,
banyak jiwa-jiwa dibebaskan dari Api Penyucian setiap tahunnya; harus
disebutkan pula disini bahwa adalah Maria, Bunda Allah sendiri yang datang ke
Api Penyucian untuk membebaskan jiwa-jiwa. Ini sangatlah indah karena jiwa-jiwa
di Api Penyucian memanggil Bunda Maria dengan sebutan "Bunda
Belaskasih."
Arwah-arwah juga
memberitahu Maria bahwa indulgensi memiliki nilai yang tinggi bagi pembebasan
mereka. Sungguh kejam untuk tidak menggunakan kekayaan ini yang
direkomendasikan oleh Gereja bagi kebaikan jiwa-jiwa. Topik mengenai indulgensi
akan terlalu panjang untuk dijelaskan disini, tetapi saya dapat merujuk pada
naskah yang bagus yang ditulis oleh Paus Paulus VI di tahun 1968 tentang topik
ini. Anda dapat bertanya kepada pastor
paroki mengenainya, atau
mencarinya di toko buku religius setempat.
Oleh karena itu, kita
dapat mengatakan bahwa cara yang bagus untuk menolong arwah-arwah di Api
Penyucian adalah pada umumnya berdoa; segala jenis doa.
Saya ingin memberikan anda
suatu kesaksian oleh Hermann Cohen, seorang seniman Yahudi yang menjadi Katolik
pada tahun 1864 dan sangat menghormati Ekaristi. Dia meninggalkan kehidupan
duniawi dan bergabung dengan suatu tarekat religius yang sangat ketat; dia
sering melakukan adorasi terhadap Sakramen Mahakudus yang sangat ia hormati.
Selama adorasi, dia memohon Tuhan Yesus agar meng-Katolik-an ibunya yang sangat
dicintainya. Tetapi, ibunya
meninggal tanpa pernah
menjadi Katolik. Sehingga Hermann, yang sangat berduka, tersungkur di hadapan
Sakramen Mahakudus, dengan kesedihan yang mendalam, dan berdoa: "Tuhan
Yesus, aku berhutang segalanya kepadamu, memang benar demikian. Tetapi apa yang
pernah aku tolak dariMu? Masa mudaku, harapan-harapanku di dunia,
kesejahteraanku, kebahagiaan dari sebuah keluarga, istirahat! - mungkin layak
untuk didapat - semua dikorbankan segera setelah Engkau memanggil aku. Dan
Engkau, ya Tuhan, Kebaikan Abadi, yang berjanji untuk memberikan seratus kali
lipat, Engkau telah menolak jiwa buku. Ya Tuhanku, aku menyerah pada kemartiran
ini, aku akan berhenti berkeluh-kesah." Dia menyerukan kemalangan hatinya.
Sekonyong-konyong, suatu suara yang misterius terdengar olehnya: "Manusia
yang kecil imannya! Ibumu telah diselamatkan. Ketahuilah bahwa doa sangat besar
kuasanya ketika Aku
hadir. Aku menghimpun
semua doa-doa yang telah engkau alamatkan kepadaKu demi untuk ibumu, dan Kasih
Allah menghantarkannya pada saat menjelang ajalnya." Pada saat ajalnya,
Aku datang kepadanya; ibumu melihat Aku dan berseru: 'Tuhanku ya Allahku!'
Bersukacitalah, ibumu telah terhindar dari kutukan abadi dan puji syukur yang
dipanjatkan dengan rajin akan segera membebaskan arwahnya dari belenggu Api
Penyucian."
Dan kita tahu bahwa Father
Hermann Cohen, segera setelah itu, mengetahui melalui penampakan yang kedua
bahwa ibunya telah diangkat ke Surga.
Saya sangat
merekomendasikan juga doa-doa Santa Bridget dari Swedia, yang paling
direkomendasikan bagi jiwa-jiwa yang malang.
Bisa saya tambahkan satu hal penting: arwah-arwah di Api Penyucian tidak
bisa lagi melakukan sesuatu bagi dirinya sendiri; mereka sama sekali tergantung
pada kita. Jika kita tidak berdoa bagi mereka, mereka sama sekali
ditelantarkan. Oleh karena
itu, sangat penting untuk menyadari kuasa yang sangat besar, kuasa luar biasa
yang kita masing-masing miliki untuk membebaskan jiwa-jiwa yang menderita ini.
Kita tidak akan berpikir
dua kali untuk menyelamatkan seorang anak yang jatuh dari pohon dan terluka.
Tentunya kita akan melakukan apapun baginya. Jadi dengan cara yang sama, kita
harus memberi perhatian yang besar kepada jiwa-jiwa ini, yang mengharapkan
segalanya dari kita, bahkan pengorbanan yang terkecil sekalipun, berharap
setidak-tidaknya doa-doa kita, untuk
membebaskan mereka dari
kesengsaraan. Dan ini mungkin cara terbaik untuk belajar bermurah hati.
Saya berpikir, sebagai
contohnya, tentang kebaikan hati Orang Samaria dalam kitab Injil, kepada lelaki
yang tergeletak setengah mati di pinggir jalan karena luka-luka pendarahan pada
tubuhnya. Lelaki ini bergantung total kepada kebaikan hati orang-orang yang
lewat.
Maria, mengapa seseorang tidak lagi bisa
mendapatkan upah di Api Penyucian seperti ketika masih di dunia?
Karena pada saat ajal,
kesempatan untuk mendapatkan upah sudah selesai. Selama kita masih hidup di
dunia, kita dapat memperbaiki keburukan yang telah kita lakukan. Arwah-arwah di
Api Penyucian 'iri hati' atas kesempatan yang kita miliki ini. Bahkan para
malaikatpun cemburu kepada kita, karena kita punya kesempatan untuk bertumbuh
selama kita masih ada di dunia.
Tetapi seringkali
penderitaan dalam hidup kita membawa pada pemberontakan (terhadap Tuhan) dan
sangat sulit bagi kita untuk menerima dan menjalaninya.
Bagaimana kita dapat
menjalani penderitaan supaya lantas berbuah?
Penderitaan adalah bukti
terbesar atas kasih Allah, dan jika kita mempersembahkannya dengan baik maka
melalui penderitaan-penderitaan itu kita dapat memenangkan banyak jiwa-jiwa.
Tetapi bagaimana kita
dapat menerima penderitaan sebagai suatu karunia dan bukan sebagai suatu hukuman
(seperti seringkali demikian), atau sebagai pemurnian?
Kita harus memberikan
segalanya kepada Bunda Maria. Dialah yang tahu terbaik
siapa yang membutuhkan apa
dan penderitaan apa demi untuk diselamatkan.
Tentang topik penderitaan,
saya ingin menghubungkan dengan suatu kesaksian luar biasa yang diceritakan
oleh Maria. Waktu itu tahun 1954, dan serentetan tanah longsor yang mematikan
telah menimpa sebuah pedesaan yang berdekatan dengan desa tempat tinggal Maria.
Berikutnya, berkali-kali bencana tanah longsor telah terjadi, tetapi longsoran
itu telah berhenti di tengah jalan, dengan cara yang mukjijat, sebelum mencapai
desa tersebut, sehingga tidak
ada kerusakan.
Arwah-arwah menjelaskan
bahwa di desa ini telah meninggal seorang wanita yang telah lama menderita
sakit dan tidak mendapat perawatan yang semestinya; dia telah sangat menderita
selama tiga puluh tahun. Dan dia telah mempersembahkan segala penderitaannya
demi untuk desa tempat tinggalnya.
Arwah-arwah menjelaskan
kepada Maria bahwa berkat kurban wanita ini sehingga pedesaan itu telah
diselamatkan dari bencana tertimbun tanah longsor.
Dia telah menjalani
penderitaannya dengan sabar. Maria berkata bahwa jika wanita itu sehat-sehat
saja, desa tersebut tidak akan selamat. Dia menambahkan bahwa penderitaan yang
dijalani dengan kesabaran dapat menyelamatkan lebih banyak jiwa-jiwa daripada
doa (tetapi doa membantu kita tabah dalam penderitaan).
Kita semestinya tidak
selalu menganggap penderitaan sebagai hukuman. Penderitaan dapat diterima
sebagai penebusan dosa tidak hanya bagi diri kita sendiri tetapi terutama bagi
orang lain. Yesus Kristus sama sekali tidak bersalah dan Dia yang paling
menderita sebagai penebusan dosa-dosa kita.
Hanya di Surga kita akan
mengetahui segala yang telah kita dapat melalui sabar menderita dalam persatuan
dengan kesengsaraan Kristus.
Maria, apakah jiwa-jiwa di Api Penyucian
memberontak ketika dihadapkan dengan penderitaan mereka?
Tidak! Mereka ingin
menyucikan dirinya sendiri; mereka menyadari bahwa hal itu perlu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar