Jumat, 02 November 2012

RAHASIA ARWAH-ARWAH DI API PENYUCIAN 4


RAYAKAN MISA BAGI MEREKA

Maria, dapatkah anda sekarang memberitahukan kami cara-cara apa yang paling efektif untuk membantu membebaskan arwah-arwah dari Api Penyucian?
Cara yang paling efisien adalah melalui Misa Kudus

Mengapa Misa Kudus?
Karena itulah Yesus Kristus sendiri yang menawarkan diriNya karena kasih terhadap kita. Adalah kurban Yesus sendiri kepada Allah, kurban yang paling indah. Imam adalah wakil Allah, tetapi itulah Allah sendiri yang mempersembahkan diriNya sendiri dan mengurbankan diriNya sendiri bagi kita. Manfaat Misa bagi orang yang telah meninggal bahkan lebih besar bagi mereka yang sangat menghargai Misa Kudus selama hidup mereka. Jika mereka menghadiri Misa Kudus dan merayakan dengan segenap hati mereka, jika mereka pergi ke Misa harian - sesuai dengan waktu yang tersedia bagi mereka - mereka mendapatkan manfaat yang besar dari Misa-misa Kudus yang dirayakan bagi mereka. Disinipun, seseorang menuai apa yang telah mereka taburkan.

Arwah di Api Penyucian melihat dengan sangat jelas pada hari penguburannya jika kita sungguh-sungguh berdoa baginya atau jika kita hanya sekedar hadir untuk menunjukkan kita ada disana. Jiwa-jiwa yang malang berkata bahwa air mata tidak ada manfaatnya bagi mereka, hanya doa-doa. Seringkali mereka mengeluh bahwa orang-orang pergi ke pemakaman tanpa mengucapkan sepatah doapun kepada Tuhan, tetapi mengeluarkan banyak air mata; ini tiada
manfaatnya!

Mengenai Misa Kudus, saya akan mengutip sebuah contoh yang indah oleh Santo John Mary Vianney (dikenal dengan julukan: Cure de Ars) kepada umat parokinya. Dia berkata:

"Anak-anakku, seorang imam yang baik bersedih kehilangan seorang kawan yang sangat dikasihinya, dan dia banyak berdoa demi peristirahatan jiwanya."Suatu hari, Allah menunjukkan kepadanya bahwa sahabatnya berada di Api Penyucian dan sangat menderita. Imam yang suci ini percaya bahwa dia tidak dapat melakukan yang lebih baik selain mempersembahkan Kurban Kudus dari Misa bagi sahabatnya yang baik yang telah meninggal. Pada saat konsekrasi, dia
mengambil roti diantara jari-jarinya dan berkata 'Bapa Yang Kudus dan Kekal, marilah kita membuat suatu pertukaran. Engkau memegang nyawa sahabat saya yang berada di Api Penyucian, dan saya memegang Tubuh PuteraMu dalam tangan saya. Baiklah, Bapa yang baik dan penuh belas kasih, bebaskanlah sahabat saya dan saya mempersembahkan kepadaMu PuteraMu dengan segenap wafatNya dan SengsaraNya.' "Permintaan itu dijawab. Sesungguhnya, pada saat ia mengangkat roti tersebut, dia melihat arwah sahabatnya, bersinar dalam kemuliaan, naik ke Surga; Tuhan telah menerima pertukaran tersebut.
"Anak-anakku, ketika kita ingin membebaskan dari Api Penyucian arwah orang yang kita kasihi, marilah kita lakukan hal yang sama: marilah kita persembahkan kepada Tuhan, melalui Kurban KudusNya, PuteraNya yang terkasih dengan segenap wafatNya dan SengsaraNya. Dia tidak akan menolak kita apapun."

JANGAN SIA-SIAKAN PENDERITAANMU DI DUNIA

Ada cara-cara lain, sangat bermanfaat, untuk menolong jiwa-jiwa yang malang:
persembahan penderitaan-penderitaan kita, penitensi kita, seperti berpuasa, pengorbanan-pengorbanan pribadi lainnya - dan tentunya penderitaan yang tidak disengaja seperti penyakit.

Maria, anda telah seringkali diajak untuk menderita bagi jiwa-jiwa yang malang, demi untuk membebaskan mereka. Dapatkah anda ceritakan kepada kami apa yang telah anda alami dan lakukan selama saat-saat tersebut?
Pertama kalinya, satu arwah meminta saya jika saya tidak berkeberatan menderita secara fisik selama tiga jam bagi nya, dan bahwa setelah itu saya bisa kembali bekerja. Saya berkata kepada diri sendiri: "Jika itu berakhir setelah tiga jam, saya bisa menerimanya." Selama tiga jam tersebut, saya mendapat kesan bahwa rasanya seperti tiga hari, betapa sengsaranya. Tetapi
pada akhirnya, saya melihat jam saya dan saya melihat bahwa hal itu Cuma berlangsung selama tiga jam saja. Arwah wanita tersebut mengatakan bahwa dengan menerima penderitaan dengan penuh kasih selama tiga jam, saya telah menyelamatkan dia dari dua puluh tahun di Api Penyucian!

Ya, tetapi mengapa anda hanya menderita untuk tiga jam untuk menghindari dua puluh tahun Api Penyucian? Apa yang menyebabkan penderitaan anda sehingga bernilai lebih?
Karena penderitaan di bumi tidak sama nilainya. Di dunia, ketika kita menderita, kita bisa tumbuh dalam kasih, kita bisa mendapatkan manfaat, yang tidak sama dengan penderitaan di Api Penyucian. Di Api Penyucian, penderitaan cuma untuk memurnikan kita dari dosa. Di dunia, kita memiliki segala rahmat. Kita punya kebebasan untuk memilih.

Semua ini sungguh menimbulkan semangat karena memberikan arti yang luar biasa bagi penderita-penderitaan kita; penderitaan yang dipersembahkan, secara sengaja atau tidak disengaja, bahkan pengorbanan kecil yang kita buat, penderitaan maupun penyakit, kemalangan, kegagalan... jika kita menjalaninya dengan sabar, jika kita menerimanya dengan rendah hati, maka penderitaan-penderitaan ini dapat memiliki kuasa yang tidak diketahui
sebelumnya, untuk menolong banyak jiwa.

Hal terbaik untuk dilakukan, Maria berkata, adalah mempersatukan penderitaan kita dengan sengsara Yesus, dengan menaruhnya ke dalam tangan Maria. Dia adalah satu-satunya yang tahu bagaimana menggunakannya secara terbaik, karena seringkali kita sendiri tidak mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang paling penting di sekeliling kita.

Segala ini, tentunya, Maria akan memberikan kembali kepada kita pada saat menjelang ajal.

Anda lihat, penderitaan-penderitaan yang dipersembahkan ini akan menjadi harta kita yang paling berharga di dunia yang akan datang. Kita harus saling mengingatkan satu sama lain tentang ini dan saling memberi semangat satu sama lain ketika kita menderita.

DAN JANGAN BERDOA DENGAN SETENGAH HATI

Salah satu cara lain yang efektif, Maria berkata, adalah dengan melakukan Perhentian Jalan Salib, karena dengan merenungkan sengsara Yesus, kita mulai sedikit demi sedikit membenci dosa, dan menginginkan keselamatan bagi semua orang. Dan kecenderungan hati ini membawa kelegaan besar kepada arwah-arwah di Api Penyucian.

Perhentian Jalan Salib juga membawa kita kepada pertobatan; kita mulai bertobat ketika menghadapi dosa.

Poin lainnya, sangat menolong jiwa-jiwa di Api Penyucian, adalah mengucapkan doa Rosario, seluruh 15 misteri/peristiwa, demi orang-orang yang sudah meninggal. Melalui rosario, banyak jiwa-jiwa dibebaskan dari Api Penyucian setiap tahunnya; harus disebutkan pula disini bahwa adalah Maria, Bunda Allah sendiri yang datang ke Api Penyucian untuk membebaskan jiwa-jiwa. Ini sangatlah indah karena jiwa-jiwa di Api Penyucian memanggil Bunda Maria dengan sebutan "Bunda Belaskasih."

Arwah-arwah juga memberitahu Maria bahwa indulgensi memiliki nilai yang tinggi bagi pembebasan mereka. Sungguh kejam untuk tidak menggunakan kekayaan ini yang direkomendasikan oleh Gereja bagi kebaikan jiwa-jiwa. Topik mengenai indulgensi akan terlalu panjang untuk dijelaskan disini, tetapi saya dapat merujuk pada naskah yang bagus yang ditulis oleh Paus Paulus VI di tahun 1968 tentang topik ini. Anda dapat bertanya kepada pastor
paroki mengenainya, atau mencarinya di toko buku religius setempat.

Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa cara yang bagus untuk menolong arwah-arwah di Api Penyucian adalah pada umumnya berdoa; segala jenis doa.
Saya ingin memberikan anda suatu kesaksian oleh Hermann Cohen, seorang seniman Yahudi yang menjadi Katolik pada tahun 1864 dan sangat menghormati Ekaristi. Dia meninggalkan kehidupan duniawi dan bergabung dengan suatu tarekat religius yang sangat ketat; dia sering melakukan adorasi terhadap Sakramen Mahakudus yang sangat ia hormati. Selama adorasi, dia memohon Tuhan Yesus agar meng-Katolik-an ibunya yang sangat dicintainya. Tetapi, ibunya
meninggal tanpa pernah menjadi Katolik. Sehingga Hermann, yang sangat berduka, tersungkur di hadapan Sakramen Mahakudus, dengan kesedihan yang mendalam, dan berdoa: "Tuhan Yesus, aku berhutang segalanya kepadamu, memang benar demikian. Tetapi apa yang pernah aku tolak dariMu? Masa mudaku, harapan-harapanku di dunia, kesejahteraanku, kebahagiaan dari sebuah keluarga, istirahat! - mungkin layak untuk didapat - semua dikorbankan segera setelah Engkau memanggil aku. Dan Engkau, ya Tuhan, Kebaikan Abadi, yang berjanji untuk memberikan seratus kali lipat, Engkau telah menolak jiwa buku. Ya Tuhanku, aku menyerah pada kemartiran ini, aku akan berhenti berkeluh-kesah." Dia menyerukan kemalangan hatinya. Sekonyong-konyong, suatu suara yang misterius terdengar olehnya: "Manusia yang kecil imannya! Ibumu telah diselamatkan. Ketahuilah bahwa doa sangat besar kuasanya ketika Aku
hadir. Aku menghimpun semua doa-doa yang telah engkau alamatkan kepadaKu demi untuk ibumu, dan Kasih Allah menghantarkannya pada saat menjelang ajalnya." Pada saat ajalnya, Aku datang kepadanya; ibumu melihat Aku dan berseru: 'Tuhanku ya Allahku!' Bersukacitalah, ibumu telah terhindar dari kutukan abadi dan puji syukur yang dipanjatkan dengan rajin akan segera membebaskan arwahnya dari belenggu Api Penyucian."
Dan kita tahu bahwa Father Hermann Cohen, segera setelah itu, mengetahui melalui penampakan yang kedua bahwa ibunya telah diangkat ke Surga.

Saya sangat merekomendasikan juga doa-doa Santa Bridget dari Swedia, yang paling direkomendasikan bagi jiwa-jiwa yang malang.  Bisa saya tambahkan satu hal penting: arwah-arwah di Api Penyucian tidak bisa lagi melakukan sesuatu bagi dirinya sendiri; mereka sama sekali tergantung pada kita. Jika kita tidak berdoa bagi mereka, mereka sama sekali
ditelantarkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyadari kuasa yang sangat besar, kuasa luar biasa yang kita masing-masing miliki untuk membebaskan jiwa-jiwa yang menderita ini.

Kita tidak akan berpikir dua kali untuk menyelamatkan seorang anak yang jatuh dari pohon dan terluka. Tentunya kita akan melakukan apapun baginya. Jadi dengan cara yang sama, kita harus memberi perhatian yang besar kepada jiwa-jiwa ini, yang mengharapkan segalanya dari kita, bahkan pengorbanan yang terkecil sekalipun, berharap setidak-tidaknya doa-doa kita, untuk
membebaskan mereka dari kesengsaraan. Dan ini mungkin cara terbaik untuk belajar bermurah hati.

Saya berpikir, sebagai contohnya, tentang kebaikan hati Orang Samaria dalam kitab Injil, kepada lelaki yang tergeletak setengah mati di pinggir jalan karena luka-luka pendarahan pada tubuhnya. Lelaki ini bergantung total kepada kebaikan hati orang-orang yang lewat.

Maria, mengapa seseorang tidak lagi bisa mendapatkan upah di Api Penyucian seperti ketika masih di dunia?
Karena pada saat ajal, kesempatan untuk mendapatkan upah sudah selesai. Selama kita masih hidup di dunia, kita dapat memperbaiki keburukan yang telah kita lakukan. Arwah-arwah di Api Penyucian 'iri hati' atas kesempatan yang kita miliki ini. Bahkan para malaikatpun cemburu kepada kita, karena kita punya kesempatan untuk bertumbuh selama kita masih ada di dunia.

Tetapi seringkali penderitaan dalam hidup kita membawa pada pemberontakan (terhadap Tuhan) dan sangat sulit bagi kita untuk menerima dan menjalaninya.
Bagaimana kita dapat menjalani penderitaan supaya lantas berbuah?
Penderitaan adalah bukti terbesar atas kasih Allah, dan jika kita mempersembahkannya dengan baik maka melalui penderitaan-penderitaan itu kita dapat memenangkan banyak jiwa-jiwa.

Tetapi bagaimana kita dapat menerima penderitaan sebagai suatu karunia dan bukan sebagai suatu hukuman (seperti seringkali demikian), atau sebagai pemurnian?
Kita harus memberikan segalanya kepada Bunda Maria. Dialah yang tahu terbaik
siapa yang membutuhkan apa dan penderitaan apa demi untuk diselamatkan.

Tentang topik penderitaan, saya ingin menghubungkan dengan suatu kesaksian luar biasa yang diceritakan oleh Maria. Waktu itu tahun 1954, dan serentetan tanah longsor yang mematikan telah menimpa sebuah pedesaan yang berdekatan dengan desa tempat tinggal Maria. Berikutnya, berkali-kali bencana tanah longsor telah terjadi, tetapi longsoran itu telah berhenti di tengah jalan, dengan cara yang mukjijat, sebelum mencapai desa tersebut, sehingga tidak
ada kerusakan.

Arwah-arwah menjelaskan bahwa di desa ini telah meninggal seorang wanita yang telah lama menderita sakit dan tidak mendapat perawatan yang semestinya; dia telah sangat menderita selama tiga puluh tahun. Dan dia telah mempersembahkan segala penderitaannya demi untuk desa tempat tinggalnya.

Arwah-arwah menjelaskan kepada Maria bahwa berkat kurban wanita ini sehingga pedesaan itu telah diselamatkan dari bencana tertimbun tanah longsor.

Dia telah menjalani penderitaannya dengan sabar. Maria berkata bahwa jika wanita itu sehat-sehat saja, desa tersebut tidak akan selamat. Dia menambahkan bahwa penderitaan yang dijalani dengan kesabaran dapat menyelamatkan lebih banyak jiwa-jiwa daripada doa (tetapi doa membantu kita tabah dalam penderitaan).

Kita semestinya tidak selalu menganggap penderitaan sebagai hukuman. Penderitaan dapat diterima sebagai penebusan dosa tidak hanya bagi diri kita sendiri tetapi terutama bagi orang lain. Yesus Kristus sama sekali tidak bersalah dan Dia yang paling menderita sebagai penebusan dosa-dosa kita.

Hanya di Surga kita akan mengetahui segala yang telah kita dapat melalui sabar menderita dalam persatuan dengan kesengsaraan Kristus.

Maria, apakah jiwa-jiwa di Api Penyucian memberontak ketika dihadapkan dengan penderitaan mereka?
Tidak! Mereka ingin menyucikan dirinya sendiri; mereka menyadari bahwa hal itu perlu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar